MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI & PERAN DAN TEKNIK PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN
MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan sosial budaya mendorong perkembangan
berbagai aspek kehidupan manusia diantaranya dalam berkumpul dan hidu
berkelompok. Sebagai suatu bentuk kumpulan manusia dengan ikatan-ikatan
tertentu atau syarat-syarat tertentu, maka organisasi telah pula berkembang
dalam berbagai aspek termasuk ukuran dan kompleksitas. Semakin besar ukuran
suatu organisasi semakin cenderung menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas
ini menyangkut berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas
komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitas
pendelegasian
wewenang dan sebagainya. Kompleksitas lain adalah sehubungan dengan sumber daya
manusia. Seperti kita ketahui bahwa sehubungan dengan sumber da manusia ini
dapat diidentifikasi pula berbagai kompleksitas seperti kompleksitas jabatan,
kompleksitas tugas, kompleksitas kedudukan dan status, kompleksitas hak dan
wewenang dan lain-lain. Kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial untuk
timbulnya konflik dalam organisasi, terutama konflik yang berasal dari sumber
daya manusia, dimana dengan berbagai latar belakang yang berbeda tentu
mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam tujuan dan motivasi mereka dalam
bekerja.
Seorang pimpinan yang ingin memajukan organisasinya, harus memahami faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik, baik konflik di dalam individu
maupun konflik antar perorangan dan konflik di dalam kelompok dan konflik antar
kelompok. Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih memudahkan tugasnya dalam
hal menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dan menyalurkannya ke arah
perkembangan yang positif.
1.2 PEMBAHASAN MASALAH
Berbicara mengenai birokrasi mungkin
tidak akan ada habisnya, karena organisasi memang sangat dekat dengan kehidupan
kita, dan bahkan kita pasti tidak lepas dengan organisasi atau kelompok, baik
dalam skala kecil maupun besar, sehingga timbul berbagai permasalahan mengenai
organisasi itu sendiri. Untuk itu penulis merasa perlu melakukan pembatasan
masalah dalam makalah ini, yaitu “Manajemen Konflik dalam Organisasi”.
Dari
uraian latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Pengertian manajemen konflik
2.
Perubahan pandangan tentang konflik
3.
Jenis-jenis konflik
4.
Metode-metode pengelolaan konflik
5. Factor-faktor yang mepengaruhi konflik
6. Metode penanganan konflik
7. Konflik structural
8. Konflik Lini dan Staf
9. Kesimpulan
1.3 TUJUAN
Adapun
tujuan dari tulisan ini adalah ingin mengetahui dan memahami apa itu konflik
dan bagaimana cara mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
MANAJEMEN KONFLIK
Konflik
organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih anggota organisasi
atau kelompok, karena harus membagi sumberdaya yang langka, atau aktifitas
kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan
yang berbeda.
Perbedaan
antara konflik dengan persaingan (kompetisi) terletak pada apakah salah satu
pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuannya? *25 kompetisi terjadi, apabila tujua kedua
belah pihak tidak sesuai, akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling
mengganggu. Sebagai contoh dua bagian pemasaran computer yang saling bersaing
dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebut siapakah yang pertama-tama
mencapai atau memenuhi kuota penjualan yang paling banyak. Jika dalam hal ini
tidak ada kemungkinan untuk mencampuri usaha pihak lain dalam mencapai
tujuannya, maka terjadilah kompetisi, akan tetapi apabila ada kemungkinan untuk
mencampuri itu dan memang dilakukan, terjadian konflik.
Sedang
kerjasama (kooperasi) terjadi bila
dua atau lebih pihak yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama *26. Ada kemungkinan konflik dan
kerjasama berdampingan, lawan kerjasama ialah bukan konflik, tetapi tidak ada
kerjasama. Sebagai contoh anda setuju pada suatu tujuan, tetapi anda tidak
setuju dengan cara pencapaian tujuan tersebut. Manajemen konflik ( pengelolaan konflik) berarti bahwa para manajer
harus berusaha menemukan cara untuk mengembangkan konflik dan koperasi.
2.2
PERUBAHAN PANDANGAN
TENTANG KONFLIK
Sikap
terhadap konflik demi organisasi telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Stephen P. Robbins telah meneliti evolusi ini dan menjelaskan tentang adanya
perbedaan antara pandangan tradisional dengan pandangan interaksi. *27 konflik dapat fungsinal ataupun
berperan salah (dysfunctional) secara sederhana bahwa konflik mempunyai potensi
bagi pengembangan
atau
pengagnggu pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung kepada cara
pengelolaannya. Segi fungsional konflik antara lain : 1) manajer menemukan cara
penggunaan dana yang lebih baik; 2) lebih mempersatukan para anggota;3)
menemukan cara perbaikan prestasi organisasi dan;4) penggantian manajer baru
yang lebih cakap dan semangat
Dalam
gambar diatas terdapat tingkat konflik fungsional optimal, dimana performance
organisasi adalah maksimum. Bila konflik terlalu rendah, maka performance
organisasidapat menghadapi stagnasi. Jika tingkat konflik terlalu tinggi, maka
kekacauan dan perpecahan macam kehidupan organisasi.
Pandangan Lama dan Baru mengenai
Konflik
2.2.1
Pandangan Lama
1. Konflik dapat di
hindarkan
2. Konflik disebabkan oleh
kesalah-kesalahan manajemen dalam perancangan dan pengelolaan organisasi atau
oleh pengacau.
3. Konflik menganggu
organisasi dan menghalangi pelaksanaan optimal
4. Tugas manajemen adalah
menghilangkan konflik
5. Pelaksanaan kegiatan
organisasi yang optimal membutuhkan penghapusan konflik
2.2.2
Pandangan Baru
1.
Konflik tidak dapat dihindarkan
2. Yang tidak dapat
dihindarkan, perbedaan dalam persepsi dan nilai-nilai pribadi dan sebagainya
3. Konflik sangat membantu
atau menghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai drajat
4. Tugas manajemen adalah
mengelola tingkat konflik dan penyesuaian
5. Pelaksanaan kegiatan
organisasi yang optimal membutuhan tingkat konflik yang moderat
2.3 JENIS-JENIS KONFLIK
Ada
lima jenis (tipe) konflik dalam kehidupan organisasi yaitu:
2.3.1
Konflik didalam individu :
Konflik
ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana Yang harus
dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila
individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.3.2
Konflik antara individu dalam organisasi yang sama :
Konflik
ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau
perbedaan-perbedaan kepribadian.
2.3.3
Konflik antara individu
dan kelompok :
Konflik ini berhubungan
dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh
kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar
norma-norma kelompok.
2.3.4 Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama :
Adanya pertentangan
kepentingan antar kelompok.
2.3.5
Konflik antar
organisasi :
Akibat
adanya bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu negara.
Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru,
teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang
tersedia secara lebih efisien.
2.4
METODE-METODE PENGELOLAAN KONFLIK
2.4.1
Metode Simulasi Konflik
Metode
ini di namakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan,karena karyawan pasif yang
disebabkan oleh situasi dimana konflik terlalu rendah. Rintangan semacam ini
harus diatasi oleh manajer untuk merangsang konflik yang produktif.
Metode
simulasi konflik meliputi:
1) pemasukan atau penempatan orang luar kedalam
kelompok;
2) penyusunan kembali organisasi;
3) penawaran bonus, pembyaran
intensif dan penghargaan untuk mendorong persaingan;
4) pemilihan manajer-manajer
yang tepat, dan
5) perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONFLIK
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Konflik Dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu
faktor intern dan faktor ekstern.
2.5.1 Faktor Intern Kemantapan Organisasi
Organisasi
yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat
konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang matang
mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan nilai dan
lain-lain.
·
Sistem nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
· Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
· Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dalam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dalam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
2.5.2 Faktor Ekstern
·
Keterbatasan sumber daya
Kelangkaan
suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir
menjadi konflik.
·
Kekaburan aturan/norma di masyarakat
Hal
ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak. Derajat
ketergantungan dengan pihak lain. Semakin tergantung satu pihak dengan pihak
lain semakin mudah konflik terjadi.
·
Pola interaksi dengan pihak lain
Pola
yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup
menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.
2.6
METODE PENANGANAN KONFLIK
Metode ini di pusatkan pada tindakan
paera manager yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak yang
bertentangan.
Ada tiga metode penyelesaian yang sering
di gunakan yaitu:
2.6.1
Dominasi dan Penekanan
Meode
ini dapat terjadi melalui cara-cara: 1) kekerasan (forcing) yang bersifat
penekanan otokratik; 2) penenangan (smooling) yaitu cara yang lebih diplomatis;
3) penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi
yang tegas; 4) penentuan melalui suara
terbanyak (majority rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok
dengan melakukan pemungutan suara (volting) melalui prosedur yang adil.
2.6.2
Kompromi (compromise)
Manager
mencari jalan keluar yang dapat di terima oleh pihak-pihak yang saling
berselisih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Keputusan di capai melalui
kompromi bukannya membiarkan pihak-pihak yang berkonflik merasa tenggalam dalam
frustasi dan bermusuhan. Akan tetapi kompromi merupakan metode yang lemahuntuk
menyelesaikan konflik, karena biasanya tidak menghasilkan penyelesain yang
dapat membantu untuktercapainya tujuan oranisasi. Bentuk-bentuk kompromi
meliputi : pemisahan (separation),
dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan dipisahkan sampai mereka menyetujui
: abitrasi (perwasitan), dimana
pihak-pihak yang berkonflik tunduk kepada pihak ketiga ; kembali ke peraturan yang berlaku, penyelesaian berpedoman kepada
peraturan (resort to rules) dimana kemacetan dikembalikan kepada pada etentuan
yang tertulis yang berlaku dan membiarkan peraturan yang memutuskan
penyelesaian konflik : penyuapan
(bribing), dimana salah satu pihak menerima beberapa kompensasi sebagai
imbalan untuk mengakhiri konflik.
2.6.3
Pemecahan masalah secara menyeluruh :
Dengan
metode ini konflik antar kelompok di ubah menjadi situasi diamana
kelompok-kelompok yang sedang berselisih bersama-sama berusaha mencari
penyelesaian bagi masalah yang timbul yang dapat di terima di semua pihak. Hal
ini manager perlu mendorong bawahannya, agar berkerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melakukan pertukaran gagasan secara bebas, dan menekankan
usaha-usaha pencarian penyelesain inegratif.
Ada
tiga metode untuk menyelesaikan konflik, yaitu :
·
Konsensus,
dimana pihak-pihak mengadakan pertemuan untuk mencari pemecahan-pemecahan
terbaik, bukan mencari kemenangan bagi masing-masing pihak.
· Metode
Konfrontasi¸dimana pihak-pihak yang saling
berhadapan menyatakan pandangannya secara langsung satu sama lain, dengan
kepimpinan yang trampil dan kesediaan semua pihak untuk mendahulukan
kepentingan bersama, kerap kali dapat ditemuakan penyelesaian yang
rasional.
· Penggunaan
tujuan-tujuan yang lebih tinggi, dapat juga
menjadi metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujuin bersama.
2.7 KONFLIK
SRTUKTURAL :
2.7.3 Konflik
Hirarki,
Konflik
yang terjadi di berbagai tingkatan organisasi. Contoh konflik manajemen puncak
dengan manajemen menengah, konflik atara manager dengan karyawan.
2.7.4
Konflik
Fungsional,
Konflik
yang terjadi antar departemen fungsional organisasi. Contoh : konflik antar
bagian produksi degan bagian pemasaran, bagian personaliadengan bagian produksi
dan sebagainya.
2.7.5
Konflik
Linistaf,
Konflik
yang terjadi antara lini dengan staf, karena ada perbedaan-perbedaan di antara
keduanya.
2.7.6
Konflik
Formal informal,
Konflik
yang terjadi antara organisasi formal dan informal.
2.8
KONFLIK
LINI DAN STAF
Bentuk
umum dari konflik organisai adalah konflik antara para anggota lini dan staf.
Perbedaan ini memungkinkan para anggota lini dan staf untuk melaksanakan tugas
mereka masing-masing secara efektif.
2.8.1
Pandangan
lini :
Para anggota lini berpendapat bahwa
para anggota staf mempunyai emapat keluarga :
1.
Staf melampaui
wewenangnya
2.
Staf tidak
memberikanadvis yang sehat
3.
Staf menumpang
keberhasilan lini
4.
Staf mempunyai
prespektif yang sempit
2.8.2
Pandangan
staf :
1.
Lini tidak mau meminta
bantuan staf pada waktu yang tepat
2.
Lini menolak gagasan
baru
3.
Memberi wewenang yang
terlalu kecil kepada staf
2.8.3
Penanggulangan
konflik dan staf :
1.
Penegasan tentang
tanggung jawabnya
2.
Pengintegrasian
kegiatan-kegiatan
3.
Mengajarkan lini untuk
menggunakan staf
4.
Mendapatkan
pertanggungajawaban staf atas hasil-hasil
BAB
3
KESIMPULAN
1. Kemampuan manager dalam
memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunkasi akan menentukan
efektifitas manager.
2. Motivasi yang ada pada
seseorang merupakan kekuatan yang akan mendorong mewujudkan perilaku guna
mencapai kepuasa dirinya. Model yang dgunakan untuk memotivasi ada 3, yaitu :
model tradisional, model hubungan manusiawi dan model sumber daya manusai.
4. Komunikasi yang efektif
didasarkan pada 2 alasan, pertama komunikasi adalah proses melalui
fungsi-fungsi manajemen, kedua pencurahan proporsi waktu.
5. Efektifitas komunikasi
dipengaruhi oleh saluran formal organisasi dan struktur wewenang, spesalisasi
kegiatan dan kepemilikan informasi.
6. Manajer harus menyadari
bahwa komunikasi informal terutama grapevine tidak dapan dihilangkan, dan
manajer harus menggunakan ini sebagai pelengkap komunikasi formal.
PERAN DAN TEKNIK PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas
dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Pengertian pengendalian
2. Jenis-jenis pengendalian
3. Proses pengendalian
4. Karakteristik pengendalian efektif
5. Perancangan sistem pengendalian
6. Pengendalian keuangan
7. Metode pengendalian anggara
8. Jenis-jenis anggaran
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen, juga agar para pembaca mengetahui dan memahami hakekat Sistem
Pengendalian Manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN
Pengendalian/Pengawasan adalah proses dalam menetapkan
ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil
yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
(Schermerhorn,2002)
Pengendalian/Pengawasan
adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. (Stoner,Freeman,&Gilbert,1995)
Pengendalian
juga dapat diartikan yaitu bagian dari pengetahuan prilaku terapan (applied
behavioral science) yaitu berbagai cara melakukan mengenai cara menjalankan dan
mengendalikan perusahaaan atau organisasi yang dianggap baik. Yang dimaksud dari “Dianggap baik” yaitu :
· Tolak ukur
kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi yang berjalan secara efisien,
efektif dan produktif.
· Apresiasi
kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.
Alasan
melakukan pengendalian/pengawasan adalah :
1.
Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.
2.
Kemungkinan terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana.
3.
Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan.
4.
Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan.
Tujuan
utama dari pengendalian adalah untuk mencegah adanya penyimpangan atau
setidaknya memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi. Sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Mekanisme
pengendalian/pengawasan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Penetapan standar kegiatan
2.
Menyusun umpan balik (feedback)
3.
Pembandingan kegiatan dengan standar
4.
Mengukur penyimpangan
5.
Melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan
Jadi
pengendalian dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari beberapa
subsistem yang saling berhubungan untuk membantu manajemen suatu
organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalaui strategi tertentu
secara efisien dan efektif dan untuk
mencegah adanya penyimpangan atau setidaknya memperkecil kesalahan yang
mungkin akan terjadi.
2.2 JENIS-JENIS
PENGENDALIAN
1.Pengendalian Pendahuluan
Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiatan
dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan modal yang diperlukan sudah
dianggarkan sehingga bilaman kegiatan dilakukan, maka sumber daya tersebut
tersedia, baik menyangkut jenis, kualitas, kuantitas, maupun sesuai dengan
kebutuhan.
2. Pengendalian Bersamaan
Dalam hal ini, manajer melakukan fungsi pengarahan
kepada pekerjaan bawahannya. Pengarahan yang dimaksud, yaitu melalui tindakan
ketika mereka memberikan instruksi kepada bawahan dalam berbagai metode dan
prosedur yang layak serta mengawasi pekerjaan bawahan untuk menjamin supaya
pekerjaan dikerjakan dengan baik.
3. Pengendalian Umpan Balik
Sistem pengendalian umpan balik biasanya berfokus pada
hasil-hasil akhir sebagai dasar perbaikan berbagai tindakan masa depan. Metode
umpan balik yang dipakai dalam bisnis meliputi analisis laporan keuangan,
pengendalian kualitas, dan evaluasi kinerja karyawan.
2.3 PROSES
PENGENDALIAN
Menurut Robbins dan Coulters, proses pengendalian
terdiri dari 4 aktifitas yaitu:
Penetapan tujuan (goal setting), pengukuran
(measuring), membandingkan kinerja actual dengan standar kinerja (comparing
actual permfomance against standard) dan tindakan manajerial (managerial
action).
Penetapan tujuan diawali dengan adanya penetapan
terlebih dahulu berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi
untuk mencapai tujuan tersebut sampai penentuan anggaran yang menunjukan
rencana alokasi masing-masing sumber daya organisasi perusahaan dalam menunjang
pencapaian tujuan.
Pengukuran merupakan penetapan satuan numeric terhadap
suau objek yang di ukur. Aktifitas pengukuran menyangkut 2 hal :
1.
Pengukuran
berkaitan dengan apa yang di ukur.
2.
Pengukuran
berkaitan dengan bagaimana pengukuran dilakukan.
Membandingkan
merupakan proses membandingkan kinerja actual dengan starndard kinerja dan
berbagai tujuan yang telah ditetapkan tujuan maupun standard ditetapkan pada
tahap perencanaan (planning).
Tindakan
managerial langkah terakhir dari proses pengendalian adalah melakukan evaluasi
terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruan maupun pencapaian
kinerja individu.
2.4 KARAKTERISTIK PENGENDALAIN YANG
EFEKTIF
Ciri-ciri
dari pengendalian yang efektif
·
Proses berawal ketika director mencari informasi tentang
aktivitas, director ini dapat berupa system informasi baik formal maupun
informal, yang menyediakan informasi kepada pimpinan mengenai apa yang terjadi
di dalam suatu aktifitas.
·
Setelah informasi diperoleh , aktifitas yang terekam di
dalamnya dibandingkan dengan standart atau patokan berupa criteria
mengenai apa yang seharusnya dilaksanakan dan seberapa jauh juga pembenaran.
·
Proses perbaiakn dilaksanakan oleh efektir, sehingga
penyimpangan-penyimpangan diubah agar kegiatan kembali mengikuti criteria yang
telah ditetapkan.
·
Begitulah propses pengendalian manajemen , dinamis dan
berkelanjutan.
2.5 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN
Tidak
ada sistem yang baik dan buruk , yang ada adalah suatu desain system pasfit
dengan lingkinagn bisnis yang dihadapi oleh organisasi. Suatu system dengan
lingkunagn tempat system tersebut digunakan untuk menjadikan system tersebut
efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan tersebut. Oleh karena itu
mendesain system pengendalian manajemen, karakteristik lingkungan bisnis yang
dimasuki oleh organisasi merupakan dasar untuk mendesain system tersebut.
Pendekatan penyusunan system seperti itu disebut Contingency Approach.
Lingkungan
bisnis ibarat suatu territorial, untuk menjelajahi diperlukan suatu peta. Peat
yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh manajemen disebut
paradigm the way we see the world. Paradigm tertentu kta memandang dunia yang
dihadapi, dan denagn paradigma ini kita bersikap dan bertindak. Serta
berdasarkan paradigma tersebut kita mendesain system suatu alat yang kita
digunakan untuk mengorganisasikan berbagai sunber daya untuk mewujudkan system.
Setiap
sistem terdiri dari dua bagian: struktur dan proses struktur.
2.6 PENGENDALIAN KEUANGAN
Laporan keuangan
Laporan
keuangan digunakan untuk menelusuri nilai uang dari barang atau jasa yang masuk
kedalam dan luar organisasi. Laporan memberikan sarana untuk memonitori tiga
kondisi utama keuangan,yaitu:
1.
Likuiditas yaitu kemampuan mengubah aktiva menjadi uang
tunai agar dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek.
2.
Kondisi umum keuangan yaitu keseimbangan jangka panjang
antara utang fan kekayaan.
3.
Profitabilitas yaitu kemampuan untuk mendapatkan laba secara
kurun waktu yang panjang.
2.7 METODE PENGENDALIAN ANGGARAN
Anggaran
adalah laporan kuantitatif formal mengenai sumber daya yang disisihkan untuk
melaksanakan aktivitas yang telah direncanakan selama jangka waktu tertentu.
Anggaran dapat dinyatakan dalam bentuk uang yang mudah digunakan dalam berbagai
kegiatan aktivitas organisasi atau perusahaan. Aspek keuangan dari anggaran
dapat memberikan informasi secara langsung mengenai modal dan laba. Anggaran
juga dapat menetapkan standar prestasi kerja yang jelas dan tidak meragukan
untuk jangka waktu tertentu.
Proses
pembuatan anggaran dimulai ketika manajer menerima ramalan ekonomi serta
pemnjualan penjualan dan laba untuk tahun mendatang dari manajemen puncak,
bersama dengan jadwal kapan dengan pengukuran harus diselesaikan. Selama proses
penjualan anggaran ketika sumber daya tang terbatas milik perusahaan
dialokasikan, manajer mungkin merasa khawatir bawha mereka tidak mendapat
bagian yg adil.
Berbagai
macam anggaran
1.
Anggaran operasi
Menunjukan
barang dan jasa yang diperkirakan akan dkonsumsi oleh perusahaan selama periode
anggaran.
2.
Anggaran keuangan
Menyatakan
secara rinci uang yang akan dikeluarkan oleh perusahaan selama periode yang
sama dan darimana asal uang tersebut.
2.8 JENIS-JENIS ANGGARAN
1.
Anggaran Penjualan
Anggaran
penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan
akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada umumnya
anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta harga
jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah penjualan yang ada.
Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang disusun tersebut akan dapat
diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan dari penjualan produk serta
jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang dijual.
Untuk
menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan perusahaan
dengan mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari
penjualan produk perusahaan. Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk
mengadakan penyusunan anggaran penjualan produk perusahaan ini antara lain
model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua, regresi, dan lain-lain.
2.
Anggaran Produksi
Anggaran
produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk
masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran
penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta
dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka
anggaran produksi akan dapat disusun.
Di
dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola
produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk
perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor
yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan
apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut.
Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:
·
Pola produksi konstan
Merupakan
pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau
relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu
bulan dengan bulan yang lain.
·
Pola produksi bergelombang
Merupakan
pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah
stabil atau tetap.
·
Pola produksi moderat
Merupakan
suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami
perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk
yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam
perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan
berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
3.
Anggaran Bahan Baku
Apabila
anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun
pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap
pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut
dengan material usage rate.
Apabila
tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan
data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama
satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk
keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya
jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang
akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk
proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara
persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan
dipergunakan tersebut.
Apabila
persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir,
maka besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk
proses produksi dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan
tersebut, begitu pula sebaliknya.
Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka
manajemen perusahaan akan dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang
diperlukan di dalam pembelian bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan
4.
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tenaga
kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung dalam pengolahan
produk. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang
ikut membantu penyelesaian produk. Anggaran tenaga kerja langsung meliputi
taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan
berapa banya kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran produksi. Rumus
yang digunakan untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL) atau
biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut : Anggaran BTKL =
JKSt x TUSt atau P x BTKLSP
5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya
Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan
besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya
yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
6.
Anggaran Persediaan
Anggaran
persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai
persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufaktur persediaan
yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang
setengah jadi, persediaan barang jadi.
7.
Anggaran Biaya Non Produksi
Anggaran
Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk dalam
biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya sebagai penunjang
kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah
dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
8.
Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang
mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau
modal yang dimiliki. Oleh karena itu dalam anggaran ini harus sangat teliti
dalam mengambil keputusan untuk menghindari kerugian yang sangat besar.
9. Anggaran Kas
Anggaran
Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas
masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi,
saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam.
10.
Anggaran Rugi-Laba
Anggaran
Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti
penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan
keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.
11.
Anggaran Neraca
Anggaran
Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan
modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik.
12.
Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran
Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana perubahan aktiva,
utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan untuk mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN
Pengendalian
dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari beberapa subsistem yang
saling berhubungan untuk membantu manajemen suatu organisasi/perusahaan untuk
mencapai tujuannya melalaui strategi tertentu secara efisien dan efektif dan untuk mencegah adanya penyimpangan
atau setidaknya memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi.
Dalam
perencanaan system pengendalian, tidak ada sistem yang baik dan buruk , yang
ada adalah suatu desain system pasfit dengan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh
organisasi. Suatu system dengan lingkungan tempat system tersebut digunakan
untuk menjadikan system tersebut efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
·
Buku
pengantar manajemen 1, terbitan: Gunadarma, pengarang : MUHAMMAD ABDUL MUKHTI
& IMAM HADI SAPUTRO
·
Buku Pengantar Manajemen, Amiruloh
·
Ismail Solihin, 2009. Pengantar Manajemen, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar