Produk Kopi Bermerek
KAPAL API KOPI GLOBAL
Terkadang kita hidup didunia ini butuh motivasi yang
mampu melejitkan diri kita salah satunya kisah dari perjalanan Raja kopi dari
kota buaya ya kota surabaya, Soedomo Mergonoto memang tak sebeken
Kopi Kapal Api meskipun dialah pendiri sekaligus pemilik merek
kondang itu. Dari tangan pria ini, lahir sejumlah merek kopi lain seperti kopi
ABC (Second brand kopi), Kopi Ya (Untuk Lapisan ketiga), Wenz (Hongkong),
Santos, sulotco, Excelso (Kategori ground dan roasted coffee), Serta
Kopi instan Good Day.
Perjuangan pria yang hanya mengecam pendidikan sampai
kelas 1 SMA Sin Cong di Ngaglik, Surabaya ini memang luar biasa. Mengayuh
sepeda ontel mulai dari kawasan pelabuhan Tanjung perak surabaya sampai
kaampung-kampung sekitarnya untuk menawarkan kopi. Sejak akhir 1970-an
dipercaya memegang perusahaan orangtuanya, Soedomo mulai merambah ke bisnis
‘beraroma kopi’ sejak tahun 1986. Ia mendirikan PT Sulotco Jaya Abadi,
perusahaan yang memproduksi Kalosi Toraja Coffee sembari mengiringi langkah
suksesnya mengembangkan nama Kapal Api (PT Santos Jaya Abadi). Empat tahun
kemudian, Soedomo pun mulai merambah bisnis kedai kopi melalui PT Excelso Multi
Rasa yang membawahkan bisnis kedai kopi Excelso. Lantas di 1991 ia meluncurkan
permen merek Relaxa dan Dorini di bawah bendera PT Agel Langgeng.
Tahun-tahun selanjutnya Soedomo banyak mengeluarkan
berbagai macam produk diantanya mendirikan Monysaga Prima produk minuman
dalam kemasan, menggarap ladang distribusi consumer goods (PT Fastrata Buana),
dan pada 2000 mengakuisisi PT Inasentra Unisatya produsen aneka permen. Adapun klinik-klinik
kecantikan dia masuki melalui miracle dan meliderma. Soedomo juga mendirikan
pabrik mesin kopi mini, dan mesin tersebut di jual ke hote-hotel bintang
berbintang. Soedomo sangat ulet dalam berbisnis, ini sudah terasah sejak ia
masih muda. Tidak bisa menamatkan sekolah dikarenakan sekolah Soedomo terburu
ditutup oleh pemerintah. Soedomo tetap sukses membesarkan bisnis kopi yang
dirintis orang tuanya ke kelas internasional.
Soedomo
sebenarnya memiliki tujuh orang saudara. Namun, bakat dagang orangtuanya
agaknya lebih banyak diwarisi Soedomo. Tak heran, akhirnya anak pasangan Go Soe
Loet dan Poo Guan Cuan ini dipercaya memegang tongkat estafet bisnis keluarga.
Sekedar diketahui, Go Soe Loet (almarhum) mendirikan perusahaan Kapal Api pada
tahun 1927. Bukannya tanpa maksud Go Soe Loet memilih nama Kapal Api untuk produk
kopinya. Pria asal Fujian China ini berlayar dari negara asalnya dan sampai di
Indonesia ternyata menggunakan kapal api sebagai sarana transportasi.
Awal
mula bisnis kapal api Soedomo bermula sejak tahun 1975, ketika Soedomo ditunjuk
mengendalikan kapal api. Investasi awal yang dilakukan menyewa pabrik, mesin goreng
local, mesin giling. Pada saat itu Soedomo baru mempekerjakan 10 orang karyawan.
Untuk terus mengembangkan kopi kapal api Soedomo merasa perlu melakukan sejumlah
terobosan, antara lain pengadaan mesin penggorengan yang lebih canggih guna
meningkatkan kapasitas produksi, pembuatan kemasan eceran, promosi yang
agresif, kebutuhan lahan luas untuk pabrik dan kantor. Demi mendapatkan mesin
canggih buatan Jerman Soedomo harus melakukan kredit dengan PT Triasa agen
mesin Jerman itu di Jakarta. Persyaratan harus membayar uang muka 20% dan kredit
Rp 5.000.000 dibayar 6 bulan selama 1,5 tahun. Lalu ia berpikir cara praktis
memasarkan produk kopi buatannya. Soedomo berpikir untuk mencoba memasarkan
dengan kemasan ritel, selanjutnya dijual ketengan dan masih dibungkus kerts Koran.
Kemudian dikembangkan dengan variasi dalam kemasan 250 gr, 500 gr, sachet dan lainnya.
Masih belum puas dengan memilik mesin yang bagus, kemasan yang sudah menarik,
Soedomo ingin menempuh dengan beriklan di TV. Disebut inovasi karena waktu itu
tidak satu pun produsen kopi berpromosi di TVRI. Pengaruhnya sangat luar biasa
di kalangan masyarakat.
Dengan perkembangan jaman yang modern saat ini, dunia
persaingan kopi instan sangat ketat. Kapal Api sebagai pelopor kopi instan
masih merajai pasar. Kalau mengacu pada “Indonesian Consumer Profile (ICP)
2008, Kapal Api Group (Kapal Api, ABC, Ya, dan Good Day) sulit digeser oleh
produk kopi bubuk instant manapun. Berdasar hasil riset yang dilakukan MARS
Indonesia pada 2006 dan 2007, perusahaan ini masih menjadi jawara di pasar
serbuk penyegar badan dan penahan kantuk tersebut. Kemudian diikuti ABC,
Nescafe yang mulai. Persaingan pun makin ketat dengan munculnya berbagai merek
kopi yang menawarkan keunggulannya masing-masing. Sampai saat ini, Kopi Kapal
Api masih bertahan di peringkat pertama dan terus mengoptimalkan strategi
marketing mix-nya (Product, Price, Place, Promotion) dalam merebut pangsa pasar
lebih besar kopi instan.
Boleh
jadi, cita-cita produsen kopi asal Surabaya itu tidak terlalu muluk. Pasalnya,
sudah bertahun-tahun merek Kapal Api merajai bisnis kopi di Tanah Air dengan
pangsa pasar lebih dari 50%. Bahkan, produknya menaklukkan dunia dengan
konsumen yang fanatik. Produk asli Indonesia itu telah diekspor ke
negara-negara Asia Tenggara dan Timur Tengah, Hong Kong, plus Australia.
Kopi Kapal Api sebagai pemain lama dalam minuman kopi
instan menunjukkan keberhasilan strategi marketing mix yang dijalankannya.
Produknya memiliki ramuan istimewa yang menawarkan kualitas yang terbaik, rasa
yang mantap dan aroma yang memikat.
Kapal
Api adalah pelopor kopi bubuk di negara kita yang sudah menggunakan merek. Ihsan
Mulia Putri, CEO PT Kapal Api Global Holding. Kapal Api selalu berusaha
mengikuti selera konsumen. “We are the coffee expert in Indonesia. Kami bukan
hanya asal meluncurkan produk, tapi selalu mengerti konsumen Indonesia,
terutama soal rasa seperti apa yang mereka inginkan,” kata wanita yang sudah
dua tahun menjadi orang nomor satu di perusahaan kopi Kapal Api itu.
Dengan
jam terbang tinggi memimpin pasar kopi di Indonesia dan basis konsumen yang
loyal, tidak mengherankan bila hasil survei SWA tentang Indonesia Original
Brand (IOB) 2011 menempatkan Kapal Api di urutan teratas, mengalahkan ABC,
Torabika dan Indocafe. Skor yang dicapai dari Advocacy Loyalty Satisfaction
Index (ALSI) adalah 73,55% dengan rincian nilai: kategori advocacy 7,07;
loyalty 7,59; dan satisfaction 7,35. Kopi Kapal Api Terbuat dari Biji Pilihan.
Jadi, apa pun yang terjadi dan memengaruhi bisnis kopi, mereka tetap konsisten
menjunjung tinggi kualitas. Itulah sebabnya, ketika harga bahan baku naik,
pihaknya tidak pernah menurunkan mutu produk. Ini dilakukan demi menjaga
kepercayaan pelanggan.
Loyalitas
terbentuk dengan memosisikan diri sebagai original brand, otomatis loyalitas
terbentuk. “Kapal Api adalah heritage brand dan sudah dipercaya konsumen sejak
puluhan tahun silam,” ujar generasi ketiga dari keluarga pemilik Kapal Api itu.
Apalagi, dengan kualitas produk yang terjaga, konsumen akan setia meminum kopi
tersebut. Selanjutnya, loyalitas konsumen terkait erat dengan kepuasan yang
dicapai. Agar konsumen puas, mereka juga fokus memberikan value. Ditambah lagi
memberikan servis ke konsumen. Caranya, mendirikan gerai kafe Excelso yang kini
jumlahnya mencapai 70 gerai di seluruh wilayah Indonesia dengan pola
pengembangan waralaba. Factor konsumen menjadi prioritas kurang cukup. Untuk
mempertahankan posisi pemimpin pasar, dibutuhkan konsistensi kualitas produk
plus inovasi. Itulah sebabnya, produk ini pun mengembangkan varian seperti
Kapal Api 2 in 1, Mocha, 3 ini 1, Susu, dan terakhir adalah Ginseng. Mempertahankan
pangsa pasarpun tidak hanya di lihat dari sisi pengembangan produk dilakukan
promosi-promosi lewat iklan di TV. Dan juga ditambah kegiatan hadiah berundi. Sebagai
customer driven company, mereka membuat hotline khusus untuk menampung keluhan
selama 24 jam.
sumber : - https://moko31.wordpress.com/2009/08/30/strategi-marketing-mix-kopi-kapal-api/
- http://masalahremaja92.blogspot.com/2013/03/sejarah-kopi-kapal-api-kopi-dari-buaya.html
- http://swadigital.com/?mod=artikel&act=Preview&type=free&id=19271
Komentar
Posting Komentar