Menteri ESDM (tulisan 3)
Sudirman Said adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada
Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Ia dikenal
sebagai tokoh antikorupsi, pekerja rehabilitasi kawasan bencana, eksekutif di
industri minyak dan gas, serta direktur utama perusahaan senjata nasional.
Sudirman Said dilahirkan
di Brebes, 16 April 1963. Kali ini
menjabat selaku Direktur Utama PT. Pindad dan sekarang sudah menjadi Menteri
ESDM dalam Daftar Nama Menteri Kabinet Kerja Jokowi Tahun
2014-2019.
Sudirman Said menempuh pendidikan di Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara (Pendidikan Diploma pada tahun 1984 dan juga pendidikan
Sarjana kepada tahun 1990), terus pada tahun 1994 Sudirman Said meneruskan di George Washington
University, Washington DC, USA untuk program Master of Business Administration,
Majoring in Human Resources Management and Organizational Behavior &
Development.
Sebelum diangkat men-jadi Direktur Utama di
PT. Pindad (Persero), Sudirman Said sudah berpengalaman di beragam institusi
dan juga perusahaan. DI Era tahun 2003-2005 Sudirman Said menjabat selaku Direktur Keuangan &
Admin, PT. Petrokimia Nusantara Interindo. Beliau jua pernah menjabat di
sejumlah posisi di PT. Pertamina (Persero), salah satunya Staf Pakar Direktur
Utama (2007-2008).
Sudirman Said bukanlah nama baru di sektor
ESDM. Sejumlah jabatan eksekutif baik BUMN maupun perusahaan swasta bidang ESDM
pernah diemban laki-laki kelahiran Brebes, 16 Bulan april 1963. Sudirman
tercatat pernah berkarir di BUMN MIGAS, PT Pertamina (Persero).
Pada Awalnya, Sudirman Said dipercaya men-jadi Staf Pakar Dirut
Pertamina kepada era Ari Soemarno. Selanjutnya, Sudirman Said dipercaya selaku Sekretaris Perusahaan,
se-belum menduduki posisi strategis selaku Senior Vice President Integrated
Supply Chain (ISC).
Sudirman Said juga pernah
menjabat Wakil Dirut PT Petrosea Tbk dan juga Group Chief of Human Capital and
Corporate Services di PT Indika Energy Tbk. Ke-2 perusahaan terbuka tersebut
bergerak di bidang energi dan juga pertambangan. Namun, Sudirman Said belum kebanyakan berkiprah di birokrasi
pemerintahan.
Aktivis Anti Korupsi (Pendiri dan Ketua Badan Pelaksana Masyarakat
Transparansi Indonesia)
Kiprah Sudirman di bidang pemberantasan
korupsi ia wujudkan dengan mendirikan Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI).
Bersama beberapa aktivis anti korupsi lainnya seperti Erry Riana (Mantan Pimpinan
KPK), Kuntoro Mangkusubroto (Kepala UKP4). Sri Mulyani (Mantan Menteri
Keuangan), dan beberapa tokoh lainnya.
Sudirman bersama MTI mendukung percepatan
pemberantasan korupsi di Indonesia dengan mendorong penyelesaian beberapa kasus
rasuah. Beberapa kasus yang pernah didorong untuk diselesaikan oleh Sudirman
MTI antara lain:
- Mendirikan Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Salah satu usaha yang dilakukan Sudirman
untuk mendukung gerakan anti korupsi adalah dengan menciptakan dunia usaha yang
sehat. Bersama beberapa pegiat anti rasuah, Sudirman membentuk IICG. Didirikan
pada 2 Juni 2000 IICG lahir untuk memasyarakatkan konsep, praktik, dan manfaat
Good Corporate Governance (GCG) kepada dunia usaha. IICG merupakan salah satu
peran masyarakat sipil untuk mendorong terciptanya dunia usaha Indonesia yang
terpercaya, etis, dan bermartabat. Organisasi independen ini juga mendorong dan
membantu perusahaan-perusahaan dalam menerapkan konsep Tata Kelola (Corporate
Governance). Sudirman mendirikan IICG bersama Erry Riyana, Kuntoro
Mangkusubroto, Mar’ie Muhammad, dan beberapa tokoh lainnya.
- Transparansi Anggota Kabinet
Pada tahun 2001 saat menjabat menjadi Ketua
MTI Sudirman mendorong agar menteri yang terpilih dapat melepaskan jabatannya
di parpol dan keterlibatannya dalam dunia usaha. Menurut Sudirman jabatan di
partai politik dan keterlibatan dalam bisnis sangat mempengaruhi kredibilitas
menteri bersangkutan. Pernyataan ini diungkapkan Sudirman dalam perayaan ulang
tahun ke 3 MTI yang berdekatan dengan pembentuka Kabinet Gotong Royong.
- Korupsi Penyelewengan Dana Pemilu oleh Anggota KPU
Sudirman bersama Todung Mulya Lubis (aktivis
anti korupsi) dan Imam B Prasodjo (sosiolog) mendorong Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk menyampaikan hasil audit terkait dugaan korupsi oleh KPU pada
Pemilu 2004. Sudirman yang merupakan Ketua Badan Pelaksana MTI, bersama Todung
dan Imam mendorong agar Ketua BPK dapat menemui Ketua KPK untuk mempercepat
penyelesaian kasus korupsi terkait penyelewengan dana Pemilu.
- Penyelesaian Kasus Bibit Chandra (Cicak versus Buaya)
Sudirman bersama Rhenald Kasali dan Bambang
Harimurti selaku pendiri MTI mendorong agar dua pimpinan KPK Bibit Samad Rianto
dan Chandra M. Hamzah tidak dikriminalisasi. Sudirman menilai kasus kriminalisasi
Bibit dan Chandra adalah kemunduran dalam upaya pemberantasan korupsi.
Sudirman
said pernah menjadi penanggung jawab sementara Rektor Universitas Paramadina ,
Debuti Kepala Badan Pelaksanaan Rekontruksi dan Rehabilitas (BRR) Aceh-Nisa
2004, Staff Ahli Direktur Utama PT Pertamina 2008, Direktur Human Capital PT
Petrosea Tbk, Wakil Direktur Utama PT Petrosea 2013, Executive Director APEC
CEO Summit 2013, Direktur Utama PT Pindad 2014 dan sekarang menjadi Menteri
ESDM. Karier cemerlang Sudirman Said di bidang energi dan migas serta gerakan
anti korupsi membawanya dipilih menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) kabinet Jokowi-JK periode 2014-2019. Ia menggantikan Chairul Tanjung
sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM. Chairul menggantikan Jero Wacik yang
mengundurkan diri sebagai Menteri ESDM karena tersangkut kasus dugaan korupsi
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sudirman mengatakan akan mengembalikan kepercayaan publik
pada kementerian ESDM dengan mengelola kementerian secara profesional dan transparan.
Ia dipilih langsung oleh Jokowi yang mengatakan Menteri ESDM harus ada pemimpin
dengan leadership yang kuat dan memiliki manajemen pengawasan. Sudirman
dinilai memiliki rekam jejak yang memenuhi persyaratan tersebut.
Masalah
Pengamat energi menilai Sudirman Said belum
memiliki track record yang mumpuni sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM).
Ketua Umum Ikatan
Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari mengatakan ia belum
melihat prestasi yang dicapai Sudirman di bidang energi. Meskipun Sudirman
memiliki pengalaman sebagai Corporate Secretary PT Pertamina
(Persero).
"Saya yakin
kawan-kawan penggerak energi juga bertanya tanya tentang sisi track record
bidang energi," ujarnya saat dihubungi Katadata, Jakarta, Minggu
(26/10).
Rovicky mengenal
Sudirman ketika masih menjabat di Pertamina. Namun namanya tak pernah terdengar
berbicara sektor energi. Terkait namanya yang dikaitkan sebagai sosok
pemberantas mafia migas, menurut Rovicky setiap orang penggerak energi memang
fokus tentang isu mafia migas.
Menurut dia,
sebagai menteri ESDM, tugas berat telah menanti Sudirman. Yaitu pentingnya
koordinasi yang mulus di Kementerian ESDM, Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dan Pertamina. Selain itu
dibutuhkan koordinasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini
Soemarno dalam penyediaan kebutuhan listrik. Harga listrik saat ini dinilai
masih jauh dari harga keekonomian.
"Kalau dari
segi koordinasi beliau (Sudirman) sudah bisa. Namun sekarang energi menjadi
belantara baru dan tantangan baru, ini akan membutuhkan waktu belajar,"
ujarnya.
Rovicky juga
menilai selama ini sektor mineral dan batu bara seperti terabaikan. Padahal penerimaan
negara sektor ini tidak kalah besar dengan pendapatan sektor migas. "Ini
juga menjadi tantangan Sudirman," ujarnya.
Dosen Teknik
Elektro Universitas Indonesia Prof Iwa Garniwa juga menilai ia belum mendengar
visi Sudirman dalam sektor energi. Terutama menghadapi pemenuhan energi dalam
negeri, target lifting yang 10 tahun tak tercapai, membuat impor BBM kian
besar.
"Mungkin
keunggulanya pernah berkarir di Pertamina, tapi itu beberapa tahun lalu.
Sedangkan prestasi dalam bentuk terobosan disektor energi itu belum
terlihat," katanya.
Iwa mengatakan
pada 2018 seharusnya ada sudah ada pembangkit tambahan di Batang, namun isu
pembebasan lahan juga belum selesai. Jika itu tak terealisasi maka Pulau Jawa
terancam krisis listrik. Ditambah permasalahan amandemen kontrak karya, karena
dari 107 perusahaan hanya PT Vale Indonesia yang menandatangani amandemen
kontrak karya.
"Mungkin
dilihat dari sisi manajerialnya, tapi kan persoalan ESDM ini luar biasa
banyak," kata Iwa.
Sebelum ditunjuk
menjadi menteri ESDM, Sudirman merupakan Direktur Utama PT Pindad. Sebelumnya
ia pernah menjadi Wakil Direktur Utama PT Petrosea Tbk, Direktur Eksekutif PT
Indika Energy Tbk dan Corporate Secretary dan staff ahli Direktur Utama PT
Pertamina. Alumni Universitas George Washington itu memperoleh gelar MBA dengan
program Human Resource Management dan Organizational Development. Ia juga
merupakan pendiri Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI).
Sumber :
- http://katadata.co.id/berita/2014/10/27/menteri-esdm-sudirman-said-dianggap-belum-punya-rekam-jejak-mumpuni
Komentar
Posting Komentar